Wakil Walikota Malang, Sutiadji Menyampaikan Paparannya |
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) Universitas Brawijaya menggelar sarasehan kebijakan publik kota Malang,
sabtu (6/12). Mengusung tema Menggagas Kebijakan Transportasi Populis; Kajian
Multiperspektif. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Pimpinan Daerah Kota
Malang.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Malang hadir untuk membuka acara. Diwakilkan oleh Bpk. Agus Purwadoyo, acara
secara resmi dibuka. Beliau sedikit menyampaikan bahwa perilaku masyarakat
dalam berkendara dengan baik dan taat aturan masih rendah. Sambutan selanjutnya
dibawakan oleh pimpinan koordinator komisariat IMM UB oleh Mas Hikmawan.
Hadir sebagai pembicara dari
kalangan pemerintah kota Malang, praktisi transportasi dan Dinas perhubungan. Pemerintah
Kota Malang yang diwakili oleh Wakil Walikota Malang, bpk Sutiadji,
menyampaikan, bahwa pelebaran jalan bukan solusi terbaik atasi kemacetan.
Menurutnya, pelebaran jalan makin menambah jumlah kendaraan baru.
Selain itu beliau menyampaikan, masalah
transportasi sebenarnya terkait dengan perilaku masyarakat sendiri. Kalau
masyarakatnya mau tertib dan taat aturan maka akan terwujud kenyamanan dan
keamanan dalam transportasi. Menurutnya, transportasi pupulis yang bisa
diterapkan adalah bus, yang disesuaikan dengan kondisi jalan kota malang. Bus ini
yang menghubungkan antar kawasan.
Beberapa menit setelah
menyampaikan, pak Sutiadji undur diri karena ada agenda lain, tetapi kemudian
digantikan oleh Dishub. Perwakilan dari Dishub ditunjuk oleh Wakil Walikota untuk
mengisi. Pak O’ong, perwakilan Dishub menambahkan, kemacetan di kota Malang dikarenakan
kota Malang sebagai jalur perlintasan kota Batu dan Kab. Malang sehingga banyak
kendaraan yang melintas.
Menurut pak O’ong, ada beberapa
kecamatan yang menjadi pusat kemacetan karena banyak aktifitas disana. Kecamatan
Klojen dan Lowokwaru adalah pusat kemacetan di kota Malang. Klojen sebagai
pusat pertokoan sedangkan Lowokwaru pusatnya mahasiswa. Salah satu solusi yang
ditawarkan yaitu dengan membangun parkir vertikal di setiap kawasan agar
kendaraan tertib dan tidak melebar ke pinggir jalan.
Sementara itu, Pak Dadang,
praktisi transportasi UB mengajak masyarakat untuk beralih dari transportasi
pribadi ke transportasi umum. Menurutnya, kendaraan pribadi akan membuat jalan
semakin penuh dan sesak sehingga jalanan semakin padat. Selain itu, juga
membuat orang semakin tidak sehat. Beliau juga menginginkan apabila jarak yang
ditempuh dekat agar menggunakan jalan kaki bukan dengan sepeda motor.
Beliau juga menyoroti area pejalan
kaki yang semakin sempit. Hal itu dikarenakan banyaknya pedagang yang berjualan
di area tersebut. Area kampus juga menjadi perhatiannya, agar memusatkan parkir
di beberapa titik agar tertata rapi dan tidak mengganggu jalanan di kampus. Beliau
berharap agar masyarakat bisa merubah mindset untuk beralih dari transportasi
pribadi ke transportasi umum karena merupakan investasi jangka panjang atasi
kemacetan.
Acara ini mengundang aktivis
pergerakan se- malang Raya. Meski di awal acara kondisi cuaca hujan, namun
antusiasme peserta untuk datang tak luntur. Perwakilan dari organisasi pergerakan
se-malang raya hadir memenuhi kursi yang disediakan. Juga ada peserta umum yang
tak kalah ramai.
Malang,
12 Desember 2014
Kader-Kader IMM Brawijaya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar