Rabu, 03 Desember 2014

Sekolah Kader IMM, Belajar Manajemen Organisasi dan Konflik

Suasana Acara
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Oxygen Universitas Brawijaya menggelar acara Sekolah Kader IMM, Rabu (3/12). Bertempat di aula lantai 2 Masjid Al-khoirot, acara dimulai pada pukul 19.00 WIB. Acara ini sudah berlangsung selama 4 pertemuan ini. sebelumnya acara Sekolah Kader IMM berlangsung 3 kali pertemuan selama 1 minggu. Hari rabu, jumat dan minggu. Dan sekarang sudah memasuki pertemuan minggu kedua.

Target peserta adalah kader angkatan 2012 dan 2013. Karena merekalah yang akan meneruskan perjuangan IMM kedepan. Oleh karena itu, tujuan acara ini adalah untuk memberikan bekal tentang cara mengelola organisasi dan konflik serta membentuk jiwa kepemimpinan. Agar mereka mampu menjadikan organisasi berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Materi yang disampaikan pada pertemuan kali ini tentang manajeman organisasi dan konflik. Pengisinya adalah mas Deni (Sekbid Riset dan Keilmuan PC IMM Malang). acara berlangsung dengan duduk lesehan menggelar karpet. Materi dijelaskan dengan memakai papan tulis. Peserta antusias mendengar penjelasan pemateri. Sambil mendengarkan materi, peserta dimanjakan dengan minuman teh hangat dan gorengan yang menemani dinginnya malam.

Pokok materi yang disampaikan mengenai analisis kebutuhan organisasi SWOT (Strengh, Weakness, Oportunity dan Weakness). Pentingnya SWOT disini adalah untuk mengambil kebijkan yang akan dilakukan organisasi kedepannya. Bagaimana memanfaatkan kekuatannya, meminimalisir kelemahannya, memaksimalkan peluangnya, dan menghadapi ancamannya. Semua itu perlu di analisis secara mendalam dan teliti agar bisa diketahui mana masalah yang harus diatasi.

Selain SWOT, juga diberikan materi berupa cara merancang program kerja. Merancang program kerja haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dari kader dengan melihat aspirasi dan potensi yang ada pada diri kader. Sebelum membuat program kerja maka harus disusun visi dan misi yang akan dilakukan selama satu periode. Visi misi inilah yang akan dijadikan landasan dalam menyusun program kerja. Menentukan visi didasarkan pada prioritas potensi dan masalah yang ada pada diri kader.

Tahap-tahapan sebelum menentukan visi, seorang pemimpin harus bisa mendengar aspirasi semua pimpinan. Karena visi adalah tujuan bersama bukan hanya tujuan ketua umum. Dengan disusun secara bersama itu, maka akan tumbuh semangat untuk bejuang bersama mewujudkan visi yang sudah dibuat. Dalam organisasi, seorang pemimpin juga memerlukan cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi penting untuk menyampaikan gagasan-gagasan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Pemimpin juga harus menjadi pendengar yang baik, artinya mampu menampung dan memberikan ruang kepada kader untuk memberikan masukan maupun kritikan.

Materi terakhir yang diberikan adalah materi manajeman konflik. Biasanya konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar orang. Konflik dalam organisasi sudah biasa terjadi. Yang terpenting adalah bagaimana seorang pemimpin bisa mengatasinya tanpa merugikan banyak pihak. Konflik akan bisa selesai jika yang punya konflik dipertemukan dalam satu forum dan ada yang menjadi penengah. Jika konflik terjadi antar kader maka yang menjadi penengah adalah pimpinan harian. Jika pimpinan dengan pimpinan, sebagai penengah adalah seniornya.

Dalam organisasi, semua butuh kekompakan dalam menjalaninya. Tak bisa berjalan secara sendiri-sendiri. Maka manajeman organisasi dan konflik menjadi sangat penting untuk dipahami, sebagai bekal menjalankan kepemimpinan di masa depan.

Malang, 4 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar