Kamis, 30 Juni 2016

Gunanya Akal Bagi Intelektual

Seorang intelektual adalah orang-orang yg berilmu. Mereka bisa kita sebut sebagai orang yang telah menempuh pendidikan tinggi. Ada yg bergelar Sarjana, magister, doktor dan tertinggi Profesor. Mereka ini adalah golongan orang-orang yang berilmu yang menguasai ilmu di bidangnya masing-masing.

Mereka adalah orang-orang pintar yg tidak diragukan lagi keahliannya. Tetapi mengapa banyak sekali kasus-kasus terjadi justru menjerat mereka orang-orang pintar. Misalnya korupsi, main wanita, dan sebagainya. Padahal mereka mestinya tahu mana yg baik dan buruk.

Orang-orang berilmu yang demikian tidak menggunakan akalnya untuk berpikir tentang siapa yang memberikan ilmu itu. Akal mereka hanya digunakan untuk sekedar mencari gelar. Cukup itu. Tidak ada perenungan tentang ilmu yang didapat untuk semakin mendekatkan diri pada Allah. Padahal segala apa yang di langit dan di bumi adalah kuasa Allah. Mereka mengambil ilmu Allah tpi tidak bisa mendekatkan diri kepada-Nya. Inilah matinya akal bagi orang berilmu. Seakan-akan yang mereka pelajari dan didapat adalah buatan manusia. Allah dilupakan sehingga mereka tidak takut berbuat kemaksiatan.

Mereka lebih takut pada perintah dosen untuk segera dikerjakan. Tetapi tidak takut ketika Allah memerintahkan dengan suara adzan untuk segera melakukan solat, malah dengan santai menyepelekannya. Padahal yg memberikan hidup dosen itu Allah.

Kita dikaruniai akal agar bisa berpikir tentang ciptaaan Allah yg ada di Alam semesta ini. Seorang yg berilmu mestinya dapat menggunakan keilmuannya untuk semakin mencintai Allah. Bukan malah sebaliknya. Semakin tinggi keilmuan mestinya semakin memahami apa yang diciptakan Allah di alam ini. Dengan memahami ciptaan Allah bertambahlah keimanannya. Inilah gunanya akal bagi orang berilmu.

Jika mereka, orang-orang yang berilmu bisa menggunakkan akal mereka, maka tidak akan ada lagi korupsi orang berdasi, tidak ada lagi masjid kampus yang sepi jamaahnya. Tidak ada lagi masjid yg jamaah subuhnya hanya orang-orang tua. Karna mereka sadar, ilmu yang dia miliki adalah milik Allah sehingga takut melalaikan perintah-Nya.

Jika seorang intelektual tidak ingin dikatakan sebagai orang yg tidak berakal. Maka gunakanlah akal  untuk selalu merenungkan ilmu yang kita dapat terhadap ciptaan-Nya didunia ini agar semakin cinta pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar