Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) |
Kado spesial di awal tahun 2015
saya dapatkan dari DIKTI. Spesial karena proposal PKM yang saya ajukan lolos
mendapat pendanaan. Tidak hanya satu proposal tetapi, dua proposal berhasil
menembus ketatnya seleksi proposal PKM yang jumlahnya puluhan ribu dari seluruh
kampus di Indonesia. Setiap orang hanya boleh mengajukan maksimal 2 proposal.
Selebihnya dari itu maka akan dibatalkan proposalnya.
Ini merupakan kali kedua saya
berhasil lolos pendanaan PKM setelah di tahun sebelumnya juga lolos melalui
PKM-M. Proposal PKM yang lolos pendanaan tersebut terdiri dari jenis PKM-K dan
PKM-P. PKM-K ini yang saya ketuai sedangkan PKM-P diketuai oleh teman saya.
Kedua jenis PKM itu terdiri dari 3 anggota bersama ketua yang sama-sama
anggotanya. Artinya orang yang di PKM-K juga ada di PKM-P.
Kabar gembira itu saya peroleh
dari website DIKTI. Setelah penantian agak panjang selama kurang lebih 3 bulan.
Akhirnya diumumkan juga proposal PKM yang lolos pendanaan tepatnya pada tanggal
14 Januari 2015. Sedangkan penutupan pengajuannya sendiri pada bulan November
di minggu pertama. Kegembiraan yang saya rasakan juga dirasakan pula oleh
teman-teman saya yang lolos pendanaan PKM.
Proses yang saya lalui sebelum
lolos pendanaan cukup berliku dalam membuat proposal PKM. Saya yang waktu pembukaan
pengajuan proposal PKM tidak sedang berada di Malang. Namun sedang melakukan
Praktek Kerja Lapang (PKL) di Tuban. Hal itu cukup menyulitkan saya untuk
mengurus administrasi terkait tanda tangan pihak kampus dan juga keperluan
pendaftaran peserta PKM untuk mendapatkan username dan password sebagai syarat
pengajuan usulan.
Pikiran saya yang sedang fokus
melakukan PKL harus dibagi dengan PKM. Padahal jadwal kegiatan PKL lumayan
padat namun bisa fleksibel asal sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh tempat
PKL setempat. Saya menyempatkan mengerjakan PKM di sela-sela istirahat PKL. Ketika
siang, tiba waktu istirahat, teman-teman pekerja pegawai di tempat PKL sedang
pada tidur saya malah asyik di depan laptop. Malam hari yang semestinya buat
tidur, malah saya habiskan buat lembur proposal PKM.
Akses internet lewat HP di tempat
PKL tidak begitu lancar. Padahal sangat saya butuhkan untuk mencari literatur
dalam menyusun proposal PKM. Karena itu, saya pun harus pergi ke warnet. Untung
saja lokasinya tidak terlalu jauh meski harus memakai sepeda motor untuk sampai
kesana. Saya tidak bisa lama-lama di warnet padahal sebetulnya masih ingin lama
disana. Tapi karena jadwal kegiatan di tempat PKL yang mengharuskan saya untuk
kembali ke aktifitas PKL. Di malam harinya baru saya bisa bebas berlama-lama di
warnet meski hanya sampai jam 11 malam karena warnet sudah harus tutup.
Saya yang harus mendaftarkan diri
sebagai peserta PKM harus menyetorkan Nama dan NIM ke rektorat untuk di
daftarkan ke DIKTI. Saya yang berada di Tuban meminta bantuan teman saya untuk
mendaftarkan kelompok saya. Karena sudah kenal dekat dengan saya, dia mau
membantu saya meski bukan satu anggota kelompok. Selesai urusan pendaftaran,
maka tinggal meminta tanda tangan pimpinan perguruan tinggi. Saya menyuruh anggota
tim saya yang lainnya agar segera mendapatkan tanda tangan semuanya.
Beres mengerjakan proposal PKM
dan sudah mendapatkan tanda tangan semuanya. Maka saatnya mengupload proposal. Sistem
pengajuan proposal dilakukan secara online. Kebiasaan mahasiswa adalah
mengupload ketika sudah waktunya deadline. Alhasil ketika semua online yang
jumlahnya ribuan dari seluruh indonesia, maka sistem di DIKTI mengalami
penurunan dalam kecepatan akses dan parahnya lagi sistem tidak bisa dibuka
alias eror. Perjuangan mengupload proposal PKM ini saya lakukan ketika tengah
malam di warnet, sampai saya harus meminimalkan jam tidur saya hanya untuk bisa
upload proposal PKM.
Tantangan dan perjuangan untuk
lolos PKM memang cukup berat jika persiapan sangat mempet dengan deadline
apalagi ditambah dengan tugas PKL. Saya tidak pernah merasa merugi telah
melakukan pengorbanan seperti itu. Buah dari kerja keras itu saat ini terasa
manis sekali dengan lolosnya dua proposal PKM. Tanggung jawab besar kedepan
masih ada di tangan untuk melaksanakan program yang sudah disetujui oleh DIKTI
itu. Saya akan berusaha seoptimal mungkin melakukannya dan syukur-syukur bisa
berlanjut ke PIMNAS. Semoga saja!
Malang,
26 januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar