Kamis, 29 Januari 2015

Dialog Petani Ikan dengan Dosen FPIK UB


Pak Soko Memberikan Materi
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) memberikan penyuluhan terkait Budidaya Ikan Nila di Karamba Jaring Apung. Kegiatan yang berlangsung hari kamis (29/01) menghadirkan Soko Nuswantoro S.Pi, M.Si sebagai pembicara. Dosen yang mengajar di program studi budidaya perairan itu memberikan penjelasannya di hadapan petani ikan yang berada di Desa Jatiguwi, Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Acara tersebut juga di hadiri oleh perwakilan dari Balai Desa dan Pegawai Penyuluh Lapang dua orang yang berasal dari daerah setempat guna memberikan sambutannya. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang sempat diundang namun setelah ditunggu kehadirannya ternyata tidak hadir. Bu Lurah yang juga diundang tidak hadir kemudian diwakili oleh utusannya.

Selama kurang lebih satu jam setengah, materi disampaikan. Di awal mengisi materi, pak Soko menanyakan terlebih dahulu, keluh kesah yang dialami petani selama membudidayakan ikan nila. Kemudian dengan ilmunya, beliau memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Dialog berlangsung menarik. Dengan menggunakan power point dan papan tulis, pak Soko menjelaskan secara detail terkait ikan nila.

Para petani sangat antusias menyampaikan permasalahannya. Satu orang bahkan sampai bertanya sekitar tiga kali untuk mengeluarkan segala macam masalah ikan yang dibudidayakan. Hampir semua petani berpendapat. Mereka mengeluhkan lamanya waktu panen ikan dan penyakit yang menyerang pada ikan.

Lamanya waktu panen disebabkan oleh kondisi pakan alami di perairan yang tidak mencukupi dengan banyaknya ikan yang dibudidayakan. Karena banyak sekali karamba jaring apung yang bertebaran di waduk. Sementara itu penyakit yang muncul disebabkan tingkat kebersihan air yang kurang dan adanya pencemaran yang masuk.

Mahalnya harga pakan juga dikeluhkan. Petani pun berinisiatif untuk membuat pakan buatan sendiri. Mereka ingin pakan buatan yang dibuat bisa diujikan kandungan nutrisinya. Petani meminta Universitas Brawijaya mengujikannya, agar pakan yang dibuat terlihat kualitasnya. Dengan demikian, pakan yang dibuat bisa dijual secara luas karena hasilnya sudah terbukti.

Acara dialog dengan petani ikan itu diadakan oleh mahasiswa peserta Kuliah kerja Nyata FPIK UB yang ditempatkan di desa Jatiguwi. Persiapan acara dilakukan cukup singkat, hanya satu minggu. Beruntung peserta KKN di desa itu jumlahnya banyak, berjumlah 50 orang dalam dua kelompok. Sebagai akademisi perikanan, mahasiswa dituntut untuk peka terhadap kondisi perikanan setempat agar dikembangkan menjadi lebih baik. Selama kurang lebih satu bulan, mahasiswa KKN akan mengabdikan dirinya di masyarakat untuk memberikan pendampingan terkait dengan perikanan.
Malang, 30 Januari 2015
Mahasiswa KKN bersama dengan Peserta dan Pembicara









Tidak ada komentar:

Posting Komentar