Karamba Jaring Apung desa Jatiguwi |
Pertanian memang sudah menjadi
ciri khas areal pedesaan. Rata-rata masyarakat disini mencari nafkah dengan
bertani. Kondisi pertanian desa belum bisa ditemui secara gamblang jika belum
masuk ke dalam desa, meskipun di pinggir jalan raya sudah terlihat ada lahan
pertanian yang tersebar. Meski punya potensi alam yang melimpah namun kondisi
perekonomian masyarakat setempat tergolong menengah kebawah.
Di sisi lain, aktifitas menjadi
seorang peternak juga dilakukan. Memelihara ayam dan sapi juga terlihat disana.
Namun jumlahnya tidak sebanyak dengan petani padi. Rerumputan yang melimpah dan
areal yang luas menjadikan desa jatiguwi sebagai tempat yang cocok dalam
beternak. Dari mulai ayam petelur sampai ayam pedaging terdapat disana. Limbah
buangan dari ternak itu juga dimanfaatkan warga sebagai pupuk kandang.
Potensi perikanan juga terdapat
disana, tak kalah dengan pertanian dan peternakan. Malah keuntungan yang di
dapat di sektor ini lebih banyak. Dengan adanya waduk karangkates, warga
Jatiguwi sangat di untungkan. Disana petani ikan bisa dengan mudah
memanfaatkannya menjadi ladang usaha. Dengan menggunakan teknik budidaya
karamba jaring apung, petani ikan bisa dengan mudah membudidayakan ikan nila
dan ikan lele. Kebanyakan warga lebih
memilih ikan nila untuk dibudidayakan.
Kondisi waduk yang kaya akan
pakan alami menjadi santapan bagi ikan yang dipelihara disana. Tanpa
menggunakan pakan buatan, ikan yang dipelihara di waduk bisa cepat besar dengan
sendirinya. Budidaya ikan nila di waduk bisa panen dalam waktu 6 bulan dengan
pakan alami saja. Namun karena semakin banyaknya orang yang membudidayakan ikan
di waduk, masa panennya pun menjadi lama. Hal itu diakibatkan karena pakan
alami sudah semakin berkurang akibat persaingan antar ikan yang semakin banyak.
Dahulu di waduk belum banyak
orang yang membudidayakan ikan, namun setelah ada yang mempelopori dan berhasil
maka warga juga ikut-ikutan membudidayakan. Keuntungan budidaya ikan nila
sangat tinggi karena biaya yang dikeluarkan sangat sedikit, yakni hanya untuk
pemasanagan karamba jaring apung, selebihnya, soal pakan hanya bergantung pada
pakan alami. Sebagian pembudidaya juga masih ada yang memberikan pakan buatan
yang diberikan pada saat ikan kecil dan besar sebelum di panen yang berguna
untuk meningkatkan berat badan.
Kalau melihat ke waduk, pandangan
mata akan tertuju dengan banyaknya karamba jaring apung disana. Karena semakin
banyaknya warga yang membudidayakan ikan nila di waduk. Maka hasil panen ikan
nila di desa Jatiguwi sangat besar di kabupaten Malang. Kemampuan produksi yang
besar ini membuat pihak Dinas Kelautan dan Perikanan setempat turut mendukung.
Pemberikan bantuan berupa penambahan karamba jaring apung dan juga peralatan
untuk pembuatan pakan buatan telah diberikan.
Daging ikan nila yang dipelihara
di waduk punya rasa yang lebih nikmat dibandingkan dengan yang dipelihara di
kolam tanah. Harga ikannya pun lebih mahal meski sama ukurannya. Kondisi ikan
juga terlihat lebih sehat dan bobot berisi. Jika anda penasaran ingin merasakan
nikmatnya daging ikan nila yang dipelihara di waduk maka bisa langsung datang
ke desa Jatiguwi.
Malang,
28 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar